11:48 PM -
No comments
No comments
Mencintai Dalam Absurd
Pernah kamu menyukai tanpa tahu apa itu? Pernah mencintai
tanpa tahu bagaimana itu? Pernah merasa mengenal tapi sesungguhnya absurd? Aku.
Aku pernah.
Bukan hal yang buruk. Bukan hal yang tabu. Meski ada yang
mengatakannya bodoh. Tapi menurutku itu cerdas. Berani. Berbeda.
Tuhan telah memberikan pengelihatan tersendiri untuk hal –
hal tersebut. Percaya? Aku percaya. Maka dari itu aku bahagia dengan itu .
Kadang tak perlu identitas bukan untuk mencintai sesuatu. Biarkan
lah itu menjadi universal. Dan rasakan bagaimana luasnya. Bagaimana lautan
kebahagiaanmu tak bersyarat. Tak perlu rumus “if”, “or”, dan “and”. Yang perlu
dilakukan hanyalah tekan “ctrl + A”. Tak perlu lah takut akan terjadi #REF!.
Karena itu bukan cinta.
Pernah kah matahari memilih manusia untuk disinarinya? Pernah
kah Tuhan memilih manusia untuk tidak disebut mansia dan/atau tidak diberi
berkah-nya? Tidak.
Cintai lah maka kamu akan dicintai. Sekalipun hanya Tuhan
yang mencintaimu. Tapi itu jauh lebih baik daripada Tuhan yang membencimu.
Aku menyukai banyak hal. Tanpa aku tahu itu apa, siapa, dan
bagaimana.
Seperti meraba dengan mata terpejam. Mencoba memperkenalkan
diri. Mencoba mengenal tekstur asing yang ada di hadapanku.
Aku mendengar dan mengagumi tapi tak tahu itu siapa. Karena aku
menyukai iramanya. Siapapun yang membunyikan.
Aku melihat dan merasa terpukau. Berkali – kali. Selalu merasa
rindu dan mendatanginya setiap ia hadir. Tapi aku tak mampu mengenal pasti
siapa saja yang ada di sana. Dalam aliran apa mereka bergerak. Bagiku mereka
indah.
Kadang banyak hal yang kita dapat kita nikmati dan kita kagumi
tanpa kita perlu tahu detail tentangnya. Karena ia akan menjadi indah saat ia
menjadi universal. Saat ia terkadang absurd. :)