Thursday, November 12, 2015

1:36 PM - No comments

Penanti Takdir

Aku tidak pernah tahu bagaimana takdirku
Sebaik kamu tidak pernah tahu bagaimana takdirmu
Aku hanya mempersiapkan masa depanku semampuku
Selayak kau mempersiapkan masa depanmu semampumu



Takdir bukan hanya tentang menebak apakah bintang malam ini akan muncul
Masa depan bukan sekedar membuat hipotesis apakah cinta akan kekal
Tuhan tidak butuh menebak ataupun membuat hipotesis, bukan?



Sekalipun tanggal lahirku adalah dua kali tanggal lahirmu
Ketika jarak bulan lahir kita merupakan bagian dari deret aritmatika tanggal lahir kita
Tetap saja tidak ada pola untuk takdir dan masa depan



Tidak ada yang meragukan kemampuanmu dalam membaca deretan – deretan angka
Dan hanya sedikit yang meragukan kemampuanku membaca suasana
Hanya saja aku dan kamu tidak pernah mampu mengukur hati
Mengukur seberapa jauh jarak dua hati yang tidak dapat disamakan dengan jarak raganya
Mengukur kedalaman hati yang tidak akan sama dengan laut
Aku dan kamu tidak akan mudah membaca pola dari lingkaran yang tidak terduga



Aku dan kamu hanya sebagai pelaku
Hanya pelaut yang tengah mengarungi samudera tanpa tahu dimana tepian pantai akan ada





Aku dan kamu hanya dua langkah kaki,




Dua sosok tubuh,




Dua kumpulan harapan,




Dua tangkupan doa,




Dua penanti sekaligus pejalan takdir,




Seperti katamu,





Terkadang, akan lebih indah menjalani tanpa mengharapkan,





Daripada mengharapkan tanpa menjalani







~ Yogyakarta, awal musim hujan ~





0 komentar:

Post a Comment