1:36 PM -
No comments
No comments
Penanti Takdir
Aku tidak pernah tahu
bagaimana takdirku
Sebaik kamu tidak
pernah tahu bagaimana takdirmu
Aku hanya
mempersiapkan masa depanku semampuku
Selayak kau
mempersiapkan masa depanmu semampumu
Takdir bukan hanya
tentang menebak apakah bintang malam ini akan muncul
Masa depan bukan
sekedar membuat hipotesis apakah cinta akan kekal
Tuhan tidak butuh
menebak ataupun membuat hipotesis, bukan?
Sekalipun tanggal lahirku adalah dua kali tanggal lahirmu
Ketika jarak bulan lahir kita merupakan bagian dari deret aritmatika
tanggal lahir kita
Tetap saja tidak ada pola untuk takdir dan masa depan
Tidak ada yang meragukan kemampuanmu dalam membaca deretan – deretan
angka
Dan hanya sedikit yang meragukan kemampuanku membaca suasana
Hanya saja aku dan kamu tidak pernah mampu mengukur hati
Mengukur seberapa jauh jarak dua hati yang tidak dapat disamakan dengan
jarak raganya
Mengukur kedalaman hati yang tidak akan sama dengan laut
Aku dan kamu tidak akan mudah membaca pola dari lingkaran yang tidak
terduga
Aku dan kamu hanya
sebagai pelaku
Hanya pelaut yang
tengah mengarungi samudera tanpa tahu dimana tepian pantai akan ada
Aku dan kamu hanya dua
langkah kaki,
Dua sosok tubuh,
Dua kumpulan harapan,
Dua tangkupan doa,
Dua penanti sekaligus
pejalan takdir,
Seperti katamu,
Terkadang, akan lebih indah menjalani tanpa mengharapkan,
Daripada mengharapkan tanpa menjalani
~ Yogyakarta, awal
musim hujan ~
0 komentar:
Post a Comment