Wednesday, September 14, 2011

10:24 PM - No comments

Untuk Kamu


Entah ini hitungan waktu yang keberapa. Dalam dimensi yang bagaimana. Apa aku pernah peduli?

Entah ini seperti apa keliahatannya. Terlihat atau tidak. Apa aku pernah peduli?

Entah ini jalan yang bagaimana. Tikungan macam apa. Jalan buntu yang seperti apa. Apa aku pernah benar – benar peduli?




Mungkin mereka bilang aku sedang dalam posisi yang tak mampu melihat sisi lain

Atau aku tengah dalam keadaan dimana cahaya lain di sekitarku meredup

“Terserah”, itu kataku




Aku sudah tahu bagaimana rasanya air mata karenamu

Aku juga tahu bagaimana bahagianya tertawa karenamu

Atau sekedar menjadi malu hanya di hadapanmu

Aku sudah menemui hal yang lebih indah daripada bulan sabit yang tergaris di tengah bintang




Bukan karena coklat yang selalu ada di dalam tasku setiap hari

Bukan karena ucapan selamat pagi setiap mata terbuka

Bukan juga karena kata ‘maaf’ yang terucap setelah rasa beku menyesap




Cukup menatapmu saat tertidur lelah

Atau melihat bibirmu mengerucut saat tingkahku menyebalkan

Sekedar tawa kecil saat kamu mengakhiri tingkah bohongmu yang bodoh

Kamu tahu, kamu lebih pahit dari espresso

Mungkin juga akan lebih pekat dari espresso



Maaf untuk kata yang belum mampu aku ucapkan sekalipun sering kamu ucapkan

Mungkin aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengucapkannya

Atau ini memang caraku untuk mengucapkannya



Terimakasih apa pun itu

Semoga saling menyelipkan nama dalam doa



P.S. sedang apa pun kamu sholatnya jangan lupa ya J

0 komentar:

Post a Comment