2:12 PM -
No comments
No comments
PULANG
Kalau ada waktu dua puluh empat
jam untukku dapat memelukmu tanpa terhenti. Tanpa terputus oleh rasa lapar. Tanpa
perlu aku merasa mengantuk. Maka, akan kulakukan walaupun ada bintang di langit
luar sana begitu menggoda untuk dilihat.
Kalau ada waktu tujuh hari penuh
aku dapat menemanimu di dalam rumah sederhana ini. Tanpa kau perlu berteriak
atas kesalahan – kesalahan kecilku. Tanpa aku perlu mendebat caramu dalam
menjemur pakaian, yang menurutku begitu menyusahkanku. Aku akan selalu berada
di dalam rumah bersamamu. Bertukar cerita. Menyesap cangkir – cangkir teh
hangat atau es sirup cocopandan kesukaanmu.
Kalau ada waktu empat minggu
untuk menemanimu pergi ke tempat mana pun yang kau inginkan, tanpa perlu
terganggu oleh pekerjaan – pekerjaan dari duniaku. Maka, dengan senang hati aku
akan mengantarkan dan menemanimu. Walau hanya sekedar melihat lembaran –
lembaran kain di toko. Atau hanya sekedar mencoba – coba sepatu di toko yang
selalu kita datangi saat aku pulang.
Jika ada duabelas bulan waktu
untukku bisa merubah jalan hidupku seperti mimpi yang selalu kau ceritakan
tanpa perlu aku membuatmu menaikkan nada bicaramu. Maka, sudah akan kulakukan
sedari dulu. Sebelum kau menceritakannya berulang – ulang setiap hari. Walau aku
harus selalu kehilangan sore hariku untuk menyesap kopi hitam hangat yang
dicampur bubuk kayu manis dan gula palem kesukaanku. Walau aku harus menganggap
meja di hadapan ku selayaknya kasur nyaman yang ada di kamarku sewaktu aku
masih berumur lima tahun.
Tapi ijinkan di satu waktu kau
lihat mimpiku di sini. Yang mungkin belum sempat aku ceritakan. Belum sempat
aku tuliskan di halaman mana pun yang pernah tertoreh tulisanku. Yang belum
pernah direkam oleh perekam apa pun di dunia ini. Coba lihat bagaimana
sebenarnya aku mampu bahagia hanya dengan sekedar senyum pertama di bibir orang
– orang yang aku sayangi, saat mereka terbangun dari tidur lelap mereka di pagi
hari.
Sejauh apa pun aku berjalan dan
berkelana. Seliar apa pun egoku menguasai diriku. Sekeras apa pun aku untuk tak
mau mengikuti kata – katamu. Aku hanya selalu ingin PULANG.
PULANG ke pangkuanmu, sembari kau
mengusap lembut rambutku dan membisikkan, “Jangan nakal ya, Nak”.
0 komentar:
Post a Comment