Tuesday, February 16, 2016

1:25 PM - No comments

Sesudah Kamu

Tidak ada lagi yang aku simpan tentangmu. Hanya sebuah periode waktu yang aku jalani bersamamu. Hanya mimpi-mimpi yang dulu ada saat bersamamu. Mimpi-mimpi yang dirancang untuk hidup kita bersama kelak. Dan sekarang aku tengah menjalani mimpi-mimpi itu. Mimpi yang satu per satu berusaha ku ubah menjadi nyata. Tidak ada yang berubah dari mimpi itu. Hanya ada dorongan semangat yang perlahan menghilang. Dorongan semangat yang dulu begitu lantang kau teriakan. Sepasang tangan yang dulu selalu siap menerimaku ketika aku mulai terpeleset. Tidak ada yang berubah dari mimpi-mimpi yang masih ingin kuwujudkan ini. Hanya ada kekosongan di tempat dimana seharusnya kau berada.

Sepasang tanganku kini tidak lagi sesibuk dulu. Tidak lagi sibuk mengetik banyak kata-kata yang harus kukirimkan kepadamu setiap waktu. Tidak lagi perlu menyiapkan masakan demi masakan untuk dapat dinikmati bersamamu. Tidak perlu lagi merapikan kamarmu yang begitu sering berantakan. Tidak perlu lagi membersihkan jerawat demi jerawat yang sering muncul di wajahmu. Sepasang tanganku kini hanya sibuk untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang dulu ada saat masih bersamamu. Ada keringanan pada sepasang tanganku ini. Tapi juga terasa ada kehampaan pada sepasang tanganku ini. Tapi tenang lah, aku mengganti kehampaan itu dengan menengadah kepada-Nya. Kini sepasang tanganku melakoni kesibukan lainnya, yaitu menengadah saat hati, fikiran, dan mulutku melantunkan doa.

Sepasang kakiku kini tidak lagi penuh rasa khawatir dan terburu-buru melangkah ke arahmu. Tidak lagi terburu-buru karena tahu kamu menanti kehadiranku hanya untuk melewatkan waktu sarapan, makan siang, atau makan malam bersamaku. Tidak lagi penuh kecemasan saat tahu, kau sedang tidak baik-baik saja. Sepasang kakiku kini sama seperti sepasang tanganku. Hanya sibuk mewujudkan mimpi-mimpi yang dulu ada saat bersamamu. Hanya melangkah kemana semesta memberiku petunjuk. Kamu tahu, terkadang sesuatu tidak pernah jauh dari kita, semesta membuat sesuatu itu hanya berputar-putar di dekat kita, hingga akhirnya kita menemukannya kembali.

Tidak ada lagi yang kusimpan tentangmu. Bukan aku mau menghapusmu seketika. Tapi aku yang terlalu lemah untuk menyimpan semua tentangmu. Cukup sebuah periode waktu yang aku jalani denganmu. Sebuah periode kehidupanku yang aku serahkan kepadamu dan tidak akan pernah mampu untuk kamu kembalikan sampai kapanpun dan dengan apapun. Karena saat aku memberikan waktuku untukmu, artinya aku memberikan hidupku untukmu.


Tidak ada lagi yang dapat aku berikan dan aku lakukan untukmu. Tidak ada lagi alasan untukku untuk ada di dekatmu secara fisik. Aku masih dapat merasakan kebahagiaan saat tahu mimpi-mimpimu berubah menjadi kenyataan. Saat doa-doa yang sedari dulu kuminta kepada-Nya masih mengiringi langkahmu sampai saat ini. Lihat, Tuhan yang dulu pernah kamu ragukan sekarang tengah mengabulkan apa yang pernah kita minta dulu. Sekarang, hanya doa yang mampu menggantikan ketidak hadiranmu di hidupku. Bukan sosok lain seperti yang kau pilih. Semoga doaku selalu sampai kepadamu.