1:25 PM -
No comments
No comments
Sesudah Kamu
Tidak
ada lagi yang aku simpan tentangmu. Hanya sebuah periode waktu yang aku jalani
bersamamu. Hanya mimpi-mimpi yang dulu ada saat bersamamu. Mimpi-mimpi yang
dirancang untuk hidup kita bersama kelak. Dan sekarang aku tengah menjalani
mimpi-mimpi itu. Mimpi yang satu per satu berusaha ku ubah menjadi nyata. Tidak
ada yang berubah dari mimpi itu. Hanya ada dorongan semangat yang perlahan
menghilang. Dorongan semangat yang dulu begitu lantang kau teriakan. Sepasang tangan
yang dulu selalu siap menerimaku ketika aku mulai terpeleset. Tidak ada yang
berubah dari mimpi-mimpi yang masih ingin kuwujudkan ini. Hanya ada kekosongan
di tempat dimana seharusnya kau berada.
Sepasang
tanganku kini tidak lagi sesibuk dulu. Tidak lagi sibuk mengetik banyak
kata-kata yang harus kukirimkan kepadamu setiap waktu. Tidak lagi perlu
menyiapkan masakan demi masakan untuk dapat dinikmati bersamamu. Tidak perlu
lagi merapikan kamarmu yang begitu sering berantakan. Tidak perlu lagi
membersihkan jerawat demi jerawat yang sering muncul di wajahmu. Sepasang tanganku
kini hanya sibuk untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang dulu ada saat masih
bersamamu. Ada keringanan pada sepasang tanganku ini. Tapi juga terasa ada
kehampaan pada sepasang tanganku ini. Tapi tenang lah, aku mengganti kehampaan itu
dengan menengadah kepada-Nya. Kini sepasang tanganku melakoni kesibukan
lainnya, yaitu menengadah saat hati, fikiran, dan mulutku melantunkan doa.
Sepasang
kakiku kini tidak lagi penuh rasa khawatir dan terburu-buru melangkah ke
arahmu. Tidak lagi terburu-buru karena tahu kamu menanti kehadiranku hanya
untuk melewatkan waktu sarapan, makan siang, atau makan malam bersamaku. Tidak lagi
penuh kecemasan saat tahu, kau sedang tidak baik-baik saja. Sepasang kakiku
kini sama seperti sepasang tanganku. Hanya sibuk mewujudkan mimpi-mimpi yang
dulu ada saat bersamamu. Hanya melangkah kemana semesta memberiku petunjuk. Kamu
tahu, terkadang sesuatu tidak pernah jauh dari kita, semesta membuat sesuatu
itu hanya berputar-putar di dekat kita, hingga akhirnya kita menemukannya
kembali.
Tidak
ada lagi yang kusimpan tentangmu. Bukan aku mau menghapusmu seketika. Tapi aku
yang terlalu lemah untuk menyimpan semua tentangmu. Cukup sebuah periode waktu
yang aku jalani denganmu. Sebuah periode kehidupanku yang aku serahkan kepadamu
dan tidak akan pernah mampu untuk kamu kembalikan sampai kapanpun dan dengan
apapun. Karena saat aku memberikan waktuku untukmu, artinya aku memberikan
hidupku untukmu.
Tidak
ada lagi yang dapat aku berikan dan aku lakukan untukmu. Tidak ada lagi alasan
untukku untuk ada di dekatmu secara fisik. Aku masih dapat merasakan
kebahagiaan saat tahu mimpi-mimpimu berubah menjadi kenyataan. Saat doa-doa
yang sedari dulu kuminta kepada-Nya masih mengiringi langkahmu sampai saat ini.
Lihat, Tuhan yang dulu pernah kamu ragukan sekarang tengah mengabulkan apa yang
pernah kita minta dulu. Sekarang, hanya doa yang mampu menggantikan ketidak
hadiranmu di hidupku. Bukan sosok lain seperti yang kau pilih. Semoga doaku
selalu sampai kepadamu.