Saturday, July 30, 2016

10:09 PM - No comments

Dalam Jarak yang Hanya Diketahui Oleh Tuhan



Dalam jarak yang hanya diketahui oleh Tuhan
Kedua mataku hanya dapat terpejam, sementara bibirku menggumam
Mungkin ini rasanya sudah sampai di titik pasrah
Pasrah atas jarak yang belum juga mampu aku ukur
Apalagi aku taklukan
Hey, ini bukan perkara penaklukan kepada yang lain
Yang lebih susah adalah menaklukan diriku sendiri
Setiap aku bertarung, ternyata aku bertarung dengan diriku sendiri
Fikiranku bertarung dengan hatiku
Fisikku bertarung dengan harapanku
Mungkin ini rasanya sampai pada titik hanya mampu tersenyum
Air mataku belum habis
Aku yakin kan itu
Belum habis
Hanya kini aku dapat mengelolanya lebih baik lagi
Aku dapat mengaturnya untuk tidak lagi menetes
Aku sudah tidak lagi membutuhkan pembenaran apapun
Sudah ada kebenaran di hadapanku
Aku sudah tidak lagi membutuhkan obat termanjur dari manapun
Sudah ada keringanan yang ternyata lebih membahagiakan


Dalam jarak yang hanya diketahui oleh Tuhan
Kedua mataku hanya dapat terpejam, sementara bibirku tersenyum
Mungkin ini rasanya sudah sampai ke titik tenang
Aku bukan lelah
Aku hanya sedang merasa tenang
Bukan kah selalu ada penenang atas segala kegundahan?
Selalu ada peringan atas segala berat yang mendera
Selalu ada penawar atas segala rasa sakit yang terus berseteru di dalam diri
Aku sudah tidak lagi membutuhkan permisalan jenis apapun
Sudah aku temukan kepastian yang hakiki
Aku sudah tidak membutuhkan pernyataan macam apapun
Sudah aku yakini kenyataan yang pasti dapat aku jalani


Dalam jarak yang hanya diketahui Tuhan
Kedua mataku hanya terpejam, sementara bibirku tidak lagi ingin meracau
Sudah banyak doa yang terapal di sepanjang malam


Dalam jarak yang hanya diketahui Tuhan
Kemanapun langkahmu ingin pergi
Sudah aku relakan selayaknya aku merelakan angin yang membawa serta apa yang ingin dibawanya


Dalam jarak yang hanya diketahui Tuhan
Aku sudah tidak lagi merisaukan segalanya