Thursday, July 21, 2011

11:12 PM - No comments

We Never Know What The Future Brings

Saya punya rencana. Untuk hari ini, besok, minggu depan, bulan depan, tiga bulan ke depan, setahun ke depan, bahkan sampai nanti saya tak mampu lagi menyusun rencana. Saya punya mimpi, tentang bagaimana saya menjalani hari – hari saya ke depan. Detik demi detiknya dan segalanya yang akan kaki saya langkahi. Saya yakin anda semua pun juga demikian.

Saya punya keinginan untuk hidup saya. Target rumah seperti apa yang akan saya miliki nanti. Rumah yang sederhana namun teduh dan begitu nyaman untuk menghabiskan waktu bersama orang – orang yang saya cintai. Dimana saya dapat membaca berlembar – lembar halaman buku di teras rumah ditemani secangkir teh atau kopi hangat atau hanya sekedar membincangkan aktivitas sehari tadi.

Saya juga punya target tahun berapa saya akan menyelesaikan studi saya. Tidak ingin saya berlama – lama merasakan kehidupan sebagai mahasiswa di kampus. Rasa jengah yang membuat saya semakin mengukuhkan target saya tersebut di dalam benak saya.

Dulu saya tidak pernah membayangkan apa yang tengah saya jalani saat ini. Tidak sedikit pun dalam benak saya mengenal dan mempelajari bidang akuntansi. Tidak sedikitpun berkelebat di benak saya, menjalani hari – hari saya yang begitu jarang berada di rumah. Juga tidak pernah terlintas sedetik pun dalam fikiran saya mengenal semua orang yang ada dalam hidup saya saat ini.

Anda tahu bagaimana rasanya terbiasa dengan ritme yang telah saya jalani selama Sembilan bulan ini, lalu tiba – tiba saya harus memulai ritme saya yang baru. Rasanya seperti mengganti makanan pokok saya, dari beras menjadi jagung. Rasanya seperti mengganti air putih sehabis bangun tidur di pagi hari dengan air jeruk yang masam.

We never know what will the future brings.

Masa depan adalah hal yang paling tak pernah tertebak.

Saya tidak pernah tahu bagaimana akhirnya keinginan, target, dan mimpi saya. Saya tidak akan pernah tahu apa kah semua itu akan berjalan dengan lancer dan baik – baik saja atau menemui hambatan yang tak terduga. Yang saya tahu, apa yang saya jalani adalah apa yang telah saya pilih. Hidup saya, apa yang menjadi ritme saya, dan kamu. Yang saya yakini adalah saya pasti dapat melalui apa yang tengah saya jalani. Tuhan selalu baik. Saya percaya itu.

Sementara kamu. Kamu yang di sana dengan segala sabar yang saya tahu. Kamu yang dengan segala upaya untuk berubah, yang saya tahu. Terimakasih. Saya bahagia J

0 komentar:

Post a Comment