No comments
Aku Sebut Ini Bahagia
Saat mata terbuka aku menemukan ucapan selamat pagi. Atau terkadang aku yang terlebih dulu mengucapkannya. Saat hawa senyap menelusuri hati dan lorong rusuk aku meretas rindu. Hey, kamu tahu aku bilang pelangi itu indah. Memang. Aku juga pernah bilang senja itu ganteng. Selalu. Tapi kau tahu, terik siang itu bisa saja membuat aku tertawa walau menyipitkan mata, saat kamu berkata bodoh.
Melihatmu tertidur bermalas – malasan dan aku selalu menjadi penganggu tidur siangmu. Kamu tahu aku bahagia setiap melihat lekuk cemberutmu saat kamu terbangun. Kamu marah? Iya pasti. Tapi aku bahagia.
Atau sekedar meracau panjang tak beraturan mengenai kamu. Semuanya yang ada pada kamu. Tidak ada maksud untuk menjadi pemerintah bagi hidupmu. Walau sering semua yang aku katakana kamu abaikan. Tapi aku bahagia.
Mendapati kata maaf setiap kamu selesai berlaku menyebalkan. Atau setiap kamu mengakhiri kebohongan bodohmu itu. Jengkel memang. Tapi sekali lagi itu bahagia.
Saat tengah malam atau sepanjang hari aku menangis. Air mata yang mungkin tidak pernah kamu tahu. Rasa sedih yang mungkin tidak pernah sampai padamu. Itu bagian dari ‘kita’. Dan ternyata aku bahagia..
Salah tingkahmu saat aku memintamu menjadi imam sholat maghribku. Hal menyebalkan memang. Tapi ternyata aku masih bahagia.
Bukan orang yang sempurna menurut idealku memang. Jauh dari sesuatu yang begitu aku inginkan. Tapi Tuhan sudah menakdirkan aku bahagia dengan jalan seperti ini.
Untuk rasa sakit yang suatu hari pasti akan datang, semoga kamu juga masih menyimpan kebahagiaan.
Untuk Tuhan yang sudah menuliskan takdir ini. Seribu maaf untuk semua salah.
Untuk kamu, apa pun itu suatu hari nanti. Aku sebut ini semua bahagia J
0 komentar:
Post a Comment