3:09 PM -
No comments
No comments
Ceritamu Tentang Senja dan Laut
Kamu pernah bercerita tentang
senja
Bagaimana bejana jingga yang
indah pecah dan tumpah ruah ke langit
Lalu Tuhan membuat sebuah lukisan
abstrak
Langit sebagai kanvasnya dan
tinta jingga pewarnanya
Kadang masih ada sedikit warna
biru
Kamu selalu terkagum – kagum pada
senja
Meski sendu dan melankolis
Seakan kamu ingin semua langit di
sepanjang waktu seperti senja
Tapi Tuhan hanya melukis senja
pada sore hari
Di persimpangan antara matahari
dan bulan,
Saat mereka tengah menyapa dan
berbincang untuk bertukar posisi
| Photo by Ari Naibaho |
Kamu pernah bercerita tentang
laut
Betapa sejuknya angin laut yang
menyapamu
Ketika semua penat menggumpal
menyumbat seluruh kesabaranmu
Aku masih ingat tanganmu menunjuk
ke arah cakrawala
Perbatasan maya antara laut dan
langit
Perbatasan yang sebenarnya tak
ada namun terasa ada
Kamu selalu terkesan bagaimana
langit seolah melengkungkan dirinya agar dapat bersatu dengan laut
Bagaimana ombak yang selalu
berkejaran dengan awan
Namun mereka tak pernah saling
menangkapkan diri
Senyummu tak pernah lekang ketika
kedua matamu menyapu seluruh bagian laut yang tertangkap pengelihatan
Langkah – langkahmu begitu
bahagia ketika menuju kepada ombak yang baru saja sampai di pantai
Seakan kau telah menemukan
pelabuhanmu
| photo by Ari Naibaho |
Karena laut selalu ada bagi
langit, walau mereka seperti jauh
Namun senja selalu indah bagi
langit, walau hanya sekelumit waktu
Aku masih ingat kata – katamu ketika
kita duduk di pinggir pantai kala senja tengah terlukis di langit luas
| photo by Ari Naibaho |
~ Aku yang kau jumpai di persimpangan kota~