Sunday, September 14, 2014

7:40 PM - 1 comment

Tertanda, Kenangan

Aku tahu seberapa berat aku ada dalam hidupmu
Betapa menjadi beban bagi hati dan fikiranmu
Betapa menyesakan seluruh ruang sabarmu


Aku tahu betapa semua terasa berat
Seperti jangkar yang dilempar dari kapal untuk menahannya tetap berhenti
Seperti cakar ayam yang menahan rumahmu tetap berdiri


Aku tahu kau ingin aku pergi
Sehabis – habisnya aku dari hidupmu
Selebur – leburnya kertas yang terbakar api


Sudah kah kau dapat menyingkirkan aku?
Dengan semua usaha yang begitu jamak kau lakukan


Jika saja kau tahu,
Aku hanya dapat kau bunuh dengan tanpa usaha untuk membunuhku

picture by www.rainisrainbow.blogspot.com

Jika saja kau sadar,
Aku akan selalu ada di dekatmu,
Dengan mengambil posisi diam
Untuk membuatmu dapat bahgia dengan masa ini… J




~ Tertanda, Kenangan ~

Thursday, September 11, 2014

10:40 AM - No comments

Sebagaimana Seharusnya




Hadir lah sebagaimana mestinya engkau hadir
Hadir sebagai luka atau gembira
Semua toh sama saja pada akhirnya,
Akan menjadi masa lalu
Akan menjadi sejarah untuk dipelajari


Ada lah sebagaimana harusnya engkau ada
Memberi nyaman atau pun bimbang
Semua toh tak ada beda pada kesempatannya,
Akan menjadi tepat pada waktunya
Sudah tertera pada lembaran takdir di langit sana


Pergi lah sebagaimana layaknya engkau harus pergi
Meninggalkan tawa atau pun air mata
Tak ada yang mampu menghalangimu menjadi apa
karena begitu lah Tuhan menggiring cerita ini


kembali lah sebagaimana engkau ingin kembali
Menjadi cerita lucu atau pun kisah sedih
Jika semua telah menjadi lapang,
Maka hanya akan ada senyum tipis dan bahak tawa untuk menyambutmu





untuk masa lalu yang akan selalu ada,
hanya ada bahak tawa yang menyambutmu kembali

Tuesday, September 9, 2014

3:45 PM - No comments

Untuk Pulang





Riuh dan deru ini begitu akrab

Tak pagi, siang, atau sore

Hanya kala malam larut ia menyepi




Riuh dan deru ini begitu bising

Memekak di telinga,

Bahkan emosi pun tak jarang lepas kendali ingin memecahnya





Riuh dan deru ini terus saja mengejek

Melontarkan segala macam cacian yang begitu mengintimidasi

Begitu menyayat lelah

Begitu mampu membuat tubuh – tubuh itu kehilangan begitu banyak energi




Riuh dan deru ini serupa bukti nyata

Bagaimana semua tubuh ini ingin pulang

Pulang ke bawah atap yang teduh,

Pulang ke atas ranjang yang nyaman




Riuh dan deru ini serupa gambaran

Bagaimana semua jiwa ingin menemukan belahannya

Menyatukan kembali runtuhan yang terlalu berkeping




Riuh dan deru ini...

Ah, aku begitu benci,

Tapi aku ada di dalamnya




www.kucingbalap.wordpress.com



Agar aku dapat kembali menapak di sebuah bidang ruang yang ku sebut rumah