Thursday, October 20, 2016

9:38 PM - No comments

Kepada yang selalu hadir, Teruslah jatuh cinta

Masih ada cahaya, sekalipun kedua mata tidak mampu melihatnya dengan jelas
Tetapi hati tahu ada yang menerangi
Masih ada uluran tangan sekalipun kedua telapak kadang tidak mampu merasakan
Tetapi hati tahu ada yang dapat dijadikan pegangan


Setiap kasat mata mungkin tidak mampu merasakan dengan jelas
Tapi hati selalu tahu kehadiran yang tidak pernah hengkang sedetikpun


Sekalipun bibir selalu mengucap keluh
Tapi kehadiran itu tidak pernah merasa perlu untuk pergi


Yang hadir itu mampu mendengar segala yang terucap maupun tidak
Yang hadir itu selalu memahami setiap tawa dan air mata
Dan ketika jatuh cinta,
Bibir yang selalu mengeluh, mata yang selalu mencari, tangan yang selalu menanti,
Tidak akan pernah habis terpukau
Ketika Ia jatuh cinta,
Semua ketidak mungkinan dapat menjadi mungkin


Pada akhirnya,
Hati tahu kepada siapa sejatinya cinta diberikan


Kepada yang selalu hadir,
Teruslah jatuh cinta

Wednesday, September 28, 2016

10:59 PM - No comments

Merantau Mengajarkan Kita Merindu, Mencintai Mengajarkan Kita Berjuang



Apa hubungan antara merantau dan mencintai? Jika yang satu mengajarkan kita untuk merindu dan yang lainnya mengajarkan kita untuk berjuang. Padahal sebenarnya keduanya mengajarkan hal yang sama.


Dengan merantau kita mengenal arti pulang. Mengenal betapa berharganya rumah. Mengenal bagaimana rindu harus disikapi. Rindu harus dibendung dengan sebaik dan sebijak mungkin. Lalu perjalanan berkilo-kilo meter harus ditempuh untuk sampai ke rumah. Untuk menuntaskan rindu.


Dengan mencintai kita mengenal arti berjuang untuk membahagiakan orang yang kita cintai. Bagaimana selalu berusaha membuatnya tersenyum. Berusaha sebisa mungkin tidak menjadi salah satu alasannya untuk bersedih. Berjuang menjaga senyum di wajah seseorang dan bahagia di hatinya. Berjuang menghadapi apapun yang mungkin belum sempat terbayangkan sebelumnya. Kemudian pada akhirnya, berjuang yang sesungguhnya adalah berjuang untuk menjadikan yang dicintai menjadi halal dan menjaganya tetap bersama kita sampai akhirnya menuju surgaNya. 


Ada kebebasan dalam merantau. Seperti kebebasan dari larangan orang tua yang tidak mengijinkan kita untuk pulang terlalu malam. Kebebasan untuk menjadi seseorang yang baru di tempat yang baru. Kebebasan menentukan arah. Tapi pada akhirnya, kebebasan-kebebasan tersebut akan terkekang oleh rasa rindu. Semua kebebasan tersebut tidak akan mampu menebus semua rasa rindu tanpa pulang. Bukan kah semua yang pergi pada dasarnya adalah untuk pulang? Maka dengan pulang lah rindu itu dapat tertebus. 


Ada kebahagiaan dan ketenangan dalam mencintai. Merasakan memiliki alasan untuk terus tersenyum. Seperti ada zat adiktif yang membuat kita tidak dapat menghentikan senyum dan rasa bahagia yang seakan begitu ringan. Tapi sebuah cinta memerlukan perjuangan. Perjuangan untuk terus menjaganya tetap ada. Perjuangan untuk terus jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama, meskipun berkali-kali tersakiti. Perjuangan untuk memelihara senyum dan kebahagiaan agar terus merekah, walaupun kadang ada kesedihan yang memaksa untuk menyelip. Lalu pada akhirnya, sejatinya sebuah cinta membutuhkan perjuangan untuk dijadikan halal dan terus bersama dalam jalan menuju surgaNya. Bukan kah setiap cinta pada akhirnya membutuhkan suatu pembuktian yang nyata? Maka mencintai mengajarkan kita berjuang. Berjuang melawan segala ego yang tidak jarang terlalu tinggi, untuk dapat terus beriringan dengan orang yang kita cintai. 


Berbahagialah para perantau yang sedang menganyam rindu hingga menjadi lembar-lembaran yang nantinya akan dibawa pulang. Karena jika sudah tiba saatnya untuk pulang, maka akan terbentang lah semua rindu yang teranyam dan tertebus lah segala hutang rindu yang tertahan.


Nikmatilah setiap perjuangan yang tengah dilakukan, untuk para yang menyebut dirinya tengah mencintai. Karena sejatinya, cinta yang kau sebut tengah kau rasakan itu, membutuhkan pembuktian yang nyata. Berjuang lah untuknya tanpa ragu. Karena jika apa yang kau cintai telah tepat, lelahmu dalam berjuang hanyalah angin lalu yang tidak sempat singgah walau sebentar saja.


Saturday, July 30, 2016

10:09 PM - No comments

Dalam Jarak yang Hanya Diketahui Oleh Tuhan



Dalam jarak yang hanya diketahui oleh Tuhan
Kedua mataku hanya dapat terpejam, sementara bibirku menggumam
Mungkin ini rasanya sudah sampai di titik pasrah
Pasrah atas jarak yang belum juga mampu aku ukur
Apalagi aku taklukan
Hey, ini bukan perkara penaklukan kepada yang lain
Yang lebih susah adalah menaklukan diriku sendiri
Setiap aku bertarung, ternyata aku bertarung dengan diriku sendiri
Fikiranku bertarung dengan hatiku
Fisikku bertarung dengan harapanku
Mungkin ini rasanya sampai pada titik hanya mampu tersenyum
Air mataku belum habis
Aku yakin kan itu
Belum habis
Hanya kini aku dapat mengelolanya lebih baik lagi
Aku dapat mengaturnya untuk tidak lagi menetes
Aku sudah tidak lagi membutuhkan pembenaran apapun
Sudah ada kebenaran di hadapanku
Aku sudah tidak lagi membutuhkan obat termanjur dari manapun
Sudah ada keringanan yang ternyata lebih membahagiakan


Dalam jarak yang hanya diketahui oleh Tuhan
Kedua mataku hanya dapat terpejam, sementara bibirku tersenyum
Mungkin ini rasanya sudah sampai ke titik tenang
Aku bukan lelah
Aku hanya sedang merasa tenang
Bukan kah selalu ada penenang atas segala kegundahan?
Selalu ada peringan atas segala berat yang mendera
Selalu ada penawar atas segala rasa sakit yang terus berseteru di dalam diri
Aku sudah tidak lagi membutuhkan permisalan jenis apapun
Sudah aku temukan kepastian yang hakiki
Aku sudah tidak membutuhkan pernyataan macam apapun
Sudah aku yakini kenyataan yang pasti dapat aku jalani


Dalam jarak yang hanya diketahui Tuhan
Kedua mataku hanya terpejam, sementara bibirku tidak lagi ingin meracau
Sudah banyak doa yang terapal di sepanjang malam


Dalam jarak yang hanya diketahui Tuhan
Kemanapun langkahmu ingin pergi
Sudah aku relakan selayaknya aku merelakan angin yang membawa serta apa yang ingin dibawanya


Dalam jarak yang hanya diketahui Tuhan
Aku sudah tidak lagi merisaukan segalanya







Friday, June 10, 2016

11:58 PM - No comments

~~~

Aku tahu, selalu ada maksud atas setiap kejadian
Selalu ada makna di setiap kesedihan
Rasa sakit dan sedih ini bukan tanpa arti
Ada perjuangan yang tidak juga kunjung dimengerti
Ada harapan yang tidak juga kunjung disambut
Tapi semoga malaikat selalu mengucapkan “aamiin” atas setiap doa yang terpanjat

Aku yakin, Dia tidak pernah salah memberi
Kebahagiaan kemarin bukan tanpa arti
Air mata yang tidak sempat untuk kau seka bukan tanpa makna
Dia sedang melatih hati perempuan ini
Yang belum juga berhenti meneteskan air mata untukmu
Dia sedang mengajarkan kekuatan pada perempuan ini
Yang dulu kau acuhkan dan kini kau tinggalkan

Tidak ada doa yang tidak didengar bukan?
Termasuk juga doamu dulu
Dan doaku hingga kini
Bedanya, kau tidak cukup bersabar melantunkan doamu
Sementara aku, masih bersabar melantunkan doaku

Seperti kata banyak orang,
Tidak ada jarak yang tidak mampu ditempuh oleh doa
Maka aku bukan lagi meminta kepadamu
Aku meminta kepada yang memilikimu seutuhnya
Aku meminta kepada yang menguasai hatimu sekekalnya

Aku tahu, selalu ada maksud atas setiap peristiwa
Selalu ada makna di balik setiap kepergian
Karena kepergian adalah awal dari pertemuan

Pergi lah jika ingin pergi
Karena Dia tahu bagaimana memulangkan kepergian