Monday, January 18, 2010

life likes play a game

Pernah kah kita mengamati sesuatu saat bermain games?

Menang, kalah, bertarung, dan do something during the games. Contohnya saja saat kita bermain “Pizza Frenzy”. Secepat mungkin kita harus menghantarkan pizza yang dipesan oleh para pelanggan kita. Pada level – level awal memang begitu mudah, kita pun akan mendapatkan banyak bonus karena memenuhi target penjualan pizza. Tapi, semakin lama, semakin level kita meningkat, maka pelanggan kita pun akan semakin banyak. Tak hanya itu, jenis pizza yang dipesan oleh para pelanggan pun semakin beragam. Jika pada permulaan hanya ada dua jenis pizza. Lama – lama akan menjadi tiga jenis pizza. Tak hanya itu, batas kesabaran pelanggan pun semakin lama semakin menurun, jadi kita dituntut untuk semakin cepat menghantarkan pesanan pelanggan. Namun, setelah kita dapat menyelesaikan satu level dengan baik, kita akan mendapatkan poin bahkan bonus. That’s life!

“Life is doing something or manythings as long as we’re breathing”

And when we’re doing something/manythings, it’s not as easy as we bought some foods when we’re hungry, then we wouldn’t be hungry anymore. Akan ada banyak rintangan. Bahkan, terkadang kita merasa bahwa hidup tidak adil. Tapi itu manusiawi. Di lain hari, kita akan merasa bahwa, hidup sangat lah adil sementara ada orang lain yang menganggap hidup tidak lah adil.

Life is just about you choose your game, and you should play it well

Sunday, January 17, 2010

Black Coffee

Guys...

you know why, blog ini dinamakan "acupofblackcoffee"?

Tak lain dan tak bukan karena I’m the coffee holic. All varians of coffee, not only black coffee.

Do you know why?

Coffee is soul that can improving my spirit. It hears so ‘lebay’, I said. But, it’s the reason why I love coffee so much.

Coba saat kita menyeruput kopi. Seseruput saja. Jangan biarkan kopi itu lewat begitu saja dari lidah kita. Pelan – pelan saja. Sejenak, kita diamkan kopi itu di dalam rongga mulut. Biarkan ia menyebarkan rasa khasnya ke seluruh rongga mulut. Biarkan lidah kita terendam oleh air kopi itu. Rasakan suatu rasa tersendiri yang begitu… hhmmmm… dunno what should I called it…

I knew, kebanyakan kopi, it’s not good for my body. But, can you stop your addict easly? No! It's a hard thing!

Manypeople said to me, “STOP YOUR BAD ADDICT!”.

But, nananana... I think, that’s my good habit! Hahaha.

well, walaupun penggila kopi, but for me, all varians of coffee are same. Tidak sekali pun aku memperhatikan spesifikasi dari kopi atau olahannya. Hahaha. –lol-

There’re two important things (for me), ‘kopi enak’ dan ‘kopi tidak enak’. Terdengar aneh memang.

Bagiku, kopi adalah universal. Semua orang bebas memilih kopinya masing – masing. Dan aku memilih menikmati semua jenis kopi, tapi tidak untuk kopi yang berasa kacang.

Sampai sekarang, aku masih mencoba bagaimana membuat kopi yang enak. Tidak harus sampai menjadi seorang barista memang. Cukup dengan, mampu membuat secangkir kopi hitam hangat yang enak dengan racikan yang tepat!

Kehadiran banyaknya kopi instan memang membuatku enggan untuk susah – susah mencoba membuat kopi yang enak. Oh, damn! Entah aku harus bersyukur atau menghujat?

Jujur, it caused closing ceremony "BIENNALE X-2009, JOGJA JAMMING". Di acara itu ada kopi coklat yang… hhhmmm... had the greatest taste! Rasa pahit kopinya so much blended dengan rasa pahit coklat dan alhasil begitu eksotis! Ditambah lagi dengan cara pembuatan yang tradisinal, tanpa coffee maker machine, dengan gentong kecil yang terbuat dari tanah liat. Kopi dimasak dengan gentong tanah liat. Lalu dicampur coklat dan gula. Dan berkali – kali si pembuat kopi melakukan aksi seperti pembuat the tarik. I dunno the detail. But, that’s good performance!

So guys... Enjoy your coffee...

Yiiipiiiii… J

Friday, January 8, 2010

Jingga Kedua

jingga pada senja yang dulu tetap lah bernama jingga

jingga pada senja yang keesokanya pun masih bernama jingga

lalu jingga pada senja tadi adalah tetap jingga

semburatnya pada langit sore tetap lah berwarna jingga

senja yang menghantarkan matahari kembali ke peraduannya

menyambut rembulan yang mulai beraksi dan terus bercengkerama dengan para bintang hingga matahari kembali terbit nanti




pada senja kemarin masa lalu itu mengetuk pintuku

lalu pada senja tadi masa lalu itu masih mampir pada ruang tamuku

ia terus bercerita tentang sepenggal hidupnya

ia terus tersenyum lebar menguak segala bahagianya

lalu sepenggal kesedihan yang ditampakkannya kemudian

tak hanya itu, aku dapat menangkap setitik dusta pula pada aromanya



aku membiarkan masa lalu itu mengalir di hadapanku

tak pernah aku cegah, atau pun aku hindari

aku tetap berdiri di hadapannya

bahkan mencari celah yang penuh tanya

aku tetap berdiri entah hingga kapan

tak peduli ombak yang datang padaku telah membawa seluruh pasir yang ku pijak




aku mengenali senyum masa lalu itu,

setiap serak suaranya

setiap tawa nyaringnya

bahkan nyanyian anehnya

menangkap wajah bangun tidurnya

lafalnya mengucap salam

segala hal yang ku tahu tentangnya,

tapi..itu hanya sejumput tentangnya..

karena aku hanya mengitari sejumput waktu saja dengannya

tak ada yang perlu aku lupakan atau pun aku ingat

karena ia sudah pada posisinya,

datang,

menyapa,

bercerita,

lalu pergi...




pada senja tadi aku tersenyum lebar

entah hal bodoh atau apa aku membiarkannya terkuak di hadapanku

aku bahkan merasa bahagia tanpa sesak

sudah tak ada lagi teriakan rindu itu sejak lama

bahkan jauh sebelum ia mengetuk pintuku kembali

hujan di kala sore yang merusak warna jingga pada langit senja sudah aku taklukan..

aku, kamu, mereka, semua hal, dan segalanya adalah jingga...