tell you about
No comments
Jingga Kedua
jingga pada senja yang dulu tetap lah bernama jingga
jingga pada senja yang keesokanya pun masih bernama jingga
lalu jingga pada senja tadi adalah tetap jingga
semburatnya pada langit sore tetap lah berwarna jingga
senja yang menghantarkan matahari kembali ke peraduannya
menyambut rembulan yang mulai beraksi dan terus bercengkerama dengan para bintang hingga matahari kembali terbit nanti
pada senja kemarin masa lalu itu mengetuk pintuku
lalu pada senja tadi masa lalu itu masih mampir pada ruang tamuku
ia terus bercerita tentang sepenggal hidupnya
ia terus tersenyum lebar menguak segala bahagianya
lalu sepenggal kesedihan yang ditampakkannya kemudian
tak hanya itu, aku dapat menangkap setitik dusta pula pada aromanya
aku membiarkan masa lalu itu mengalir di hadapanku
tak pernah aku cegah, atau pun aku hindari
aku tetap berdiri di hadapannya
bahkan mencari celah yang penuh tanya
aku tetap berdiri entah hingga kapan
tak peduli ombak yang datang padaku telah membawa seluruh pasir yang ku pijak
aku mengenali senyum masa lalu itu,
setiap serak suaranya
setiap tawa nyaringnya
bahkan nyanyian anehnya
menangkap wajah bangun tidurnya
lafalnya mengucap salam
segala hal yang ku tahu tentangnya,
tapi..itu hanya sejumput tentangnya..
karena aku hanya mengitari sejumput waktu saja dengannya
tak ada yang perlu aku lupakan atau pun aku ingat
karena ia sudah pada posisinya,
datang,
menyapa,
bercerita,
lalu pergi...
pada senja tadi aku tersenyum lebar
entah hal bodoh atau apa aku membiarkannya terkuak di hadapanku
aku bahkan merasa bahagia tanpa sesak
sudah tak ada lagi teriakan rindu itu sejak lama
bahkan jauh sebelum ia mengetuk pintuku kembali
hujan di kala sore yang merusak warna jingga pada langit senja sudah aku taklukan..
aku, kamu, mereka, semua hal, dan segalanya adalah jingga...
0 komentar:
Post a Comment