No comments
Secangkir Espresso Dalam Hati Saya
Anda memang lah pekat. Seperti espresso yang begitu khas. Anda hitam dan memiliki crema yang menawan. Tak ada variasi dalam diri anda. Tak ada rasa manis dalam diri anda yang sesungguhnya. Saya tahu hanya ada pahit saat saya merasakan anda. Tapi itu bukan hal yang dapat membuat saya membenci anda. Bahkan sampai saat ini. Saya masih selalu merasakan anda. Dengan atau tanpa anda tahu. Saya masih tetap menjadikan anda satu yang tak mampu tergantikan. Dimana pun anda berada. Seperti apa pun anda saat ini. Saya tak pernah peduli dengan ribuan statmen orang yang beranggapan bahwa, anda adalah bukan hal yang baik bagi saya. “people said that you're the worst person. but, you show me how the way you do your best. that's why i love you”.
Anda memang hanya satu. Satu yang saya fikirkan. Satu yang ada dalam hidup saya. tak ada yang lain yang serupa seperti anda. Pada dasarnya semua hal hanya lah satu (Bagi saya). tapi, banyak hal yang saya dapat dari anda. Bukan materi memang. Bukan sesuatu yang membuat saya special memang, tapi banyak hal yang membuat saya lebih menghargai hidup saya sendiri. Banyak hal yang membuat hati saya lebih kuat. Juga Tuhan yang selalu anda ingatkan.
Kemiripan anda dan espresso adalah hal yang mutlak di hadapan saya. Saya menyukai anda dan espresso. Banyak orang yang menghujam anda dan espresso hadir dalam hidup saya. Tapi saya masih memiliki banyak kekuatan untuk menghadapi anda dan espresso.
Tapi, sampai saat ini, jujur saya merasa berada pada titik terendah saya untuk menghadapi anda. Saya mampu menahan dan memendam. Saya mampu menyembunyikan segalanya dari anda. Saya sanggup membiarkan anda tidak pernah tahu akan hal ini. Tapi sumpah, untuk saat ini semua kekuatan saya sepertinya tengah melemah. Entah bagaimana kekuatan yang begitu besar itu melemah. Namun, di tengah melemahnya kekuatan saya untuk bertahan, saya tidak ingin anda tahu. Saya berusaha tetap menjaga hal yang seharusnya tidak anda ketahui. Dan mungkin anda juga menjaga hal yang seharusnya tidak saya ketahui. Tapi, Tuhan tahu akan kedua hal tersebut. Tuhan tahu segalanya. Tuhan mengerti dan mungkin Ia hanya tersenyum melihat tingkah saya dan anda.
Semoga semuanya memang karena Tuhan. Karena Tuhan anda hadir. Karena Tuhan saya merindukan anda. Karena Tuhan anda membiarkan saya tahu tentang anda. Karena Tuhan pula saya mengikhlaskan anda. Mengikhlaskan mencintai dan kehilangan anda (semoga). Saya percaya pada Tuhan yang telah mengatur segalanya. Seperti anda percaya pada Tuhan yang selalu anda ingatkan.
Saya melihat kilasan – kilasan cerita hidup anda. Saya tahu banyak wanita yang anda tinggalkan dengan berbagai alasan yang anda buat. Saya mendengar banyak versinya juga. Tapi tau kah anda, semua itu tidak lah penting. Anda dan masa lalu anda adalah satu paket yang sampai saat ini saya terima dengan baik. Setidak baik apa pun anda di masa lalu, anda tetap berhasil mengetuk pintu saya dan membuat saya membuka pintu. Saya yakin, tidak ada manusia yang sempurna. Yang ada hanya lah manusia yang mencoba menjadi lebih baik. Dan saya yakin, anda tengah melakukan itu.
Banyak kepala menghardik anda karena masa lalu anda. Banyak hati yang mungkin telah tersakiti atau menyakiti anda. Mungkin, hingga banyak tangan yang ingin menampar anda. Tapi sampai saat ini, saya tidak memperdulikan mereka. Yang saya pedulikan adalah anda hadir tepat pada waktunya. Saya selalu meminta kepada Tuhan saya yang baik agar selalu diingatkan kepada-Nya, dan Tuhan mengirimkan anda. Sudah cukup bukan alasan saya tidak memperdulikan mereka?
Saya selalu menikmati tiap cangkir espresso yang ada di hadapan saya. saya selalu menghirup dalam – dalam uap nya yang selalu membuat saya merindukannya. Uap nya terasa hangat saat sampai di paru – paru saya. Saya selalu tersenyum bahagia setiap melihat cremanya berkumpul. Lalu saya merasa hampa saat saya tahu cangkir saya telah kosong. Seperti itu lah anda di hati saya.
Saya selalu menikmati setiap waktu anda ada di hadapan saya, bahkan saat anda tak menyadari kehadiran saya. Anda selalu mengingatkan saya kepada Tuhan saya, seperti uap espresso yang selalu menjulang. Saya selalu tersenyum saat anda bertingkah dan bercerita. Lalu saya merasa kosong saat anda lenyap dari hadapan saya, saat anda memutuskan untuk menjauh dari saya.
Dan pada akhirnya saat semua orang bertanya mengapa saya mempertahankan anda di dalam hati saya, sungguh semuanya hanya karena Tuhan yang selalu anda ingatkan J
0 komentar:
Post a Comment