2 comments
life is how the way you choose your choice and sure that it always be great scene
2 comments
No comments
Aku suka apa yang kamu suka..
Aku benci apa yang kamu benci..
Tapi kenapa bukan sebaliknya juga?
Kenapa kamu susah untuk suka apa yang aku suka?
Kenapa kamu justru suka apa yang aku benci?
Sesusah apa suka apa yang aku suka?
Sesusah apa benci apa yang aku benci?
Apa sebenarnya susah untuk suka apa yang kamu suka?
Tidak!
Aku mudah melakukannya
Aku bisa melakukannya
Apa sebenarnya janggal untuk benci apa yang kamu benci?
Tidak!
Aku merasa semuanya wajar – wajar saja
Lalu kenapa kamu tidak pernah bisa melakukannya?
No comments
Saya ini hanya seorang wanita biasa. Mudah menangis dan merasa bahagia saat disanjung. Saya suka sekali diperhatikan. Saya akan mudah suka pada orang yang memperhatikan saya. hanya dengan sebuah belaian di rambut saya saja, saya sudah dapat merasakan kebahagiaan kecil. Suatu rasa nyaman. Saya juga seorang wanita yang dengan mudah merasa bahwa, seseorang tengah membicarakan saya. Terlalu berlebihan mungkin.
Saya memang belum pernah tahu bagaimana rasanya disakiti secara langsung oleh seorang lelaki. Tapi saya dapat merasakan bagaimana seorang lelaki menyakiti seorang wanita. Saya banyak mendengar lalu saya merasa. Saya memposisikan hati dan diri saya. memang itu hanya sebuah ‘memposisikan’, tapi setidaknya ada gambaran bagaimana rasanya. Dan rasanya adalah sakit. Rasanya adalah menyebalkan. Bagaimana seorang lelaki memakai egonya terhadap wanitanya. Bagaimana seorang lelaki memaksimalkan bahwa, ia adalah lelaki dengan memiliki wanita lain. Bagaimana seorang lelaki dengan bangganya meremehkan seorang wanita karena harta yang dimilikinya.
Terkadang, seorang wanita dapat bertahan dalam kondisi – kondisi yang begitu buruk. Seorang wanita dapat begitu kuat menerima kenyataan bahwa, lelakinya tidak lagi sebaik yang ia harapkan saat di awal mereka bersama. Seorang wanita dapat begitu menerima perubahan lelakinya dengan begitu ikhlas. Mungkin terdengar seperti wanita yang bodoh. Tapi itu lah kekuatan seorang wanita yang sering tak pernah disadari seorang lelaki. Yang sering disebut dengan “kebodohan yang ditutupi dengan istilah kekuatan”.
Tapi ada juga wanita yang tidak dapat menerima seorang lelaki yang sudah tak lagi sesuai harapannya. Seorang wanita yang hanya mau menerima seorang lelaki saat lelakinya menuruti semua keinginannya.
Saya rasa, seorang wanita berhak menentukan sikap. Berhak memilih memperlakukan lelakinya seperti apa. Seorang wanita berhak menjadi kuat atau tidak. Karena di balik kuat atau tidaknya seorang wanita pastilah ada sesuatu yang indah. Saya percaya itu.
saya tidak tahu pasti bagaimana jalan fikiran seorang lelaki. Yang masih saja mencari wanita yang lain saat ia telah menemukan seorang wanita yang mau menerimanya apa adanya. Mau Menerima tidak hanya kekuatannya, tapi juga ketidak setiaan. Saya juga tidak membayangkan bagaimana perasaan seorang wanita yang baru mengetahui kesetiaan lelakinya ternyata tak pernah ada setelah sekian lama bersama.
Seorang wanita memang diciptakan untuk seorang lelaki. Seorang wanita memang pada kodratnya lebih lemah dibanding lelaki. Tuhan menciptakan seorang lelaki dulu, baru lah seorang wanita diciptakan dari rusuk seorang lelaki. Tulang rusuk memang rawan dan lemah. Maka, seorang lelaku harus lah menjaganya. Tapi, tanpa tulang rusuk, hati seorang lelaki tidak mempunyai perisai. Tidak memiliki suatu perlindungan dari hantaman di luar tubuhnya. Itu lah seorang wanita.
Seorang wanita harus lah lebih pandai dari lelakinya, karena suatu saat wanita lah yang akan lebih banyak mengurus dan mendidik anak – anaknya, serta membantu lelakinya menyelesaikan pekerjaan. Namun, seorang wanita juga lah harus lemah atau pura – pura lemah di hadapan lelakinya, karena pada dasarnya seorang lelaki senang saat dibutuhkan.
No comments
Ada seorang gadis kecil yang cantik. Dia seperti malaikat. Malaikat kecil untuk hati yang mencintainya. Tawa dan manjanya adalah senjata ampuhnya untuk menghadapi orang – orang dewasa. Saat ia tertawa, maka aku dapat mengatakan, “Terimakasih Tuhan karena kau ciptakan dia”. Saat ia merengek manja, sungguh rasanya hanya ingin menuruti permintaannya. Tuhan yang baik memang sungguh baik telah menghadirkannya di dalam hidupku.
Banyak hati yang menyayanginya. Aku yakin, ia tak akan pernah kekurangan kasih sayang selama ia hidup. Ia tak akan pernah kehilangan cahaya, karena ia juga cahaya bagi kami yang menyayanginya. Entah magnet apa yang dimiliki gadis kecil itu, hingga aku benar – benar ingin selalu melihat senyumnya. Ingin selalu tahu bahwa, ia selalu bahagia. Ingin selalu mendengar ia bercerita tentang hari – harinya.
Tapi, maaf Tuhan. Untuk satu kali ini aku menganggap-Mu tidak terlalu baik. Saat Kau takdirkan sesuatu yang membuat senyum malaikat kecilku memudar. Saat kau mengganti tawanya dengan tangis di dalam hatinya hingga kini. Saat kau jadikan ia tak lagi bercerita tentang hari – harinya. Saat kau meredupkan cahaya yang terpancar dari hatinya. Mungkin juga ini cara-Mu untuk menyayanginya. Tapi, sekali lagi maafkan aku karena sejenak berfikir Kau tidak terlalu baik.
Si cahaya kecil itu ternyata juga memiliki cahaya dari hati yang lain. Yang mungkin juga sumber cahaya lain bagiku. Lalu dalam sekejap saja, Tuhan mematikan cahaya dari hati yang lain itu. Tak hanya redup. Tapi mati. Lenyap. Padam. Tak lagi ada pancarannya. Padamnya cahaya itu diakhiri dengan senyum. Senyum yang memang begitu indah baginya. Senyum kebahagiaan baginya. Tapi deraian air mata bagi kami yang di sampingnya.
Seperti malaikat kecilku, aku juga kehilangan. Aku kehilangan sahabat. Aku kehilangan penjaga. Ia juga malaikatku yang lain. Kalian tahu bagaimana rasanya? Seketika aku seperti sendirian berada di sebuah tempat yang kosong dan begitu luas. Begitu luas hingga aku tak tahu harus melangkah kemana. Semakin aku melangkah, tempat itu terasa semakin luas. Aku berteriak tapi tak ada seorang pun yang menyahut. Tak ada yang mendengar. Rasanya kosong. Tak ada yang dapat ku pegang. Tak ada yang dapat aku genggam, bahkan pasir pun tak ada di sana.
Waktu memang telah berganti terlalu banyak. Tapi sungguh, aku tahu pasti, cahaya malaikat kecilku belum kembali seperti itu. Masih redup. Masih ada kesedihan yang besar di sana. Tuhan yang baik, terangkan lagi cahaya malaikat kecilku. Kembalikan lagi senyum dan kebahagiaannya.
Untuk sahabatku, apa kabar di sana? Apa rasanya bahagia di sana? Apa masih sama seperti bermain sepeda di sore hari? Lebih menyenangkan kah dibanding dengan makan es krim coklat? Apa di sana lebih sejuk dari hawa pegunungan? Apakah di sana ada senja seperti di pantai? Apa kamu masih dapat melihat laut dari bukit selatan pantai? Kamu pasti bahagia ya… salam kangen dan doa selalu untuk kamu di sana J
Hay, malaikat kecilku, semua orang butuh cahayamu lagi. Tapi bukan cahayamu yang redup. Semua telinga ingin mendengarmu tertawa lagi. Aku juga ingin sekali mendengarmu bercerita riang tentang hari – harimu. Selamat bertambah dewasa Kee J
No comments
Percaya Tuhan punya kuasa yang besar. Ia punya keabsolutan yang tinggi. Ia maha dari segala Maha. Percaya lah juga Tuhan tak pernah salah dalam memberi. Ia selalu benar dan tahu yang terbaik bagi kita, bahkan melebihi diri kita sendiri.
Anda percaya?
Saya begitu percaya.
Saya percaya atas apa yang terjadi dalam hidup saya adalah atas seizin dari Tuhan. Kuasa-Nya tiada batas. Kasih-Nya tiada lelah.
Keikhlasan adalah salah satu cara untuk terus dapat menempuh hidup dalam jalan-Nya. Berkali – kali kata ‘ikhlas’ saya dengar dan saya ucapkan. Entah sudah sejak kapan tahun. Tapi sampai detik ini saya masih hanya dapat mengatakan “saya terus mencoba ikhlas”. Ya. Saya sendiri tidak tahu seberapa ukuran untuk ‘ikhlas’ itu sendiri. Apakah taraf keikhlasan itu tetap atau terus meningkat. Ketidak tahuan saya tersebut sama halnya dengan ketidak tahuan saya akan umur saya di dunia.
Menurut teori yang saya yakini, keikhlasan akan membawa ketenangan dalam kehidupan seorang manusia. Keikhlasan tak hanya saat kita kehilangan sesuatu. Tapi justru juga saat kita memiliki sesuatu. Misalnya saja, saat kita memiliki sejumlah uang yang begitu banyak. Kita selalu siap untuk memiliki uang tersebut, tapi apakah kita bersiap juga untuk kehilangannya? Saat kita telah kehilangan uang tersebut, kita akan berkata, “ya sudah diikhlaskan saja.” Tapi pernah kah kita mendengar kalimat tersebut saat kita memiliki sejumlah uang yang tadi? Saya selalu ingin mengucapkan kalimat tersebut. Tak hanya itu, saya juga ingin memiliki keikhlasan itu.
Bayangkan saja, saat kita memiliki banyak uang, pastilah hati kita akan gelisah saat itu. Kita takut jika uang itu tiba – tiba hilang tanpa sebab yang pasti. Kita takut jika uang itu dicuri. Tapi pernahkah terfikir, jika kita memiliki rasa ikhlas saat memilikinya? Kita tidak akan merasa ketakutan yang berlebih. Kita tidak akan terlalu merasa takut uang itu dicuri. Kita percaya bahwa yang kita miliki adalah hanya titipan Tuhan. Hanya itu. Banyak memang yang mengatakan hal tersebut sesungguhnya hanya lah berat. Mungkin itu lah yang menyebabkan saya begitu sering mendengar kata ‘ikhlas’.
Untuk kesekian kalinya saya begitu mempercayai Tuhan saya. saya memang bukan seorang umat yang menghafal sabda Tuhan dengan baik. Dengan sedikit baik pun, saya rasa tidak. Saya hanya mampu menghafal sedikit sabda Tuhan yang tak terlalu panjang. Saya tidak lah rajin membaca kitab yang diturunkan Tuhan untuk kaum saya. Nilai pelajaran agama saya pun tidak lah sempurna, bahkan dapat dikatakan rata – rata bawah. Saya mengimani Tuhan dengan cara yang saya mengerti. Dan cara yang saya mengerti adalah mempercayai-Nya dengan sepenuh hati. Mencoba ikhlas atas apa yang diberikan-Nya dalam hidup saya. saya juga mengimani bahwa, Tuhan saya adalah baik. Tuhan saya tidak ingin saya menyakiti orang lain walau orang lain menyakiti saya. Mungkin Tuhan saya sudah memiliki cara bagaimana untuk membalasnya.
Pada setiap bahagia yang terjadi pada diri saya, saya mencoba mengikhlaskan, agar saat sudah waktunya sedih menemani, saya tidak akan terlalu terpuruk. Pada setiap sedih yang membelenggu saya, saya percaya. Bahwa, ada kebahagiaan yang membalut lebih kuat lagi saat saya menguasai rasa sabar dan ikhlas.
Termasuk hati yang saya miliki. Semoga saya mencintai dengan ikhlas seseorang yang masih disimpan oleh Tuhan. Agar saya tidak terlampau sedih saat sudah waktunya saya kehilangan orang tersebut.
” Untuk kamu yang masih disimpan oleh Tuhan.semoga siang dan malammu bahagia selalu.semoga pagi dan soremu penuh makna tanpa hampa.suatu saat Tuhan akan memberikan yang terindah untuk kamu :J”