Tuesday, June 26, 2012

9:19 PM - No comments

Hello, June. How are you ?


Hallo Juni, apa kabarmu? Setahun yang lalu kalau tidak salah ingat kamu begitu bahagia. Aku masih ingat bagaimana semuanya terasa begitu ringan dan mengalir. Tanpa beban dan tak banyak liku yang harus dilewati. Lalu kali ini, kamu sangat berbeda.

Aku dapat melihat gurat – gurat cemas dan nyaris putus ada. Warna – warna gelap yang nyaris tak tertembus cahaya. Aku tahu ada harapan begitu besar padamu kali ini, Juni. Tapi harapan itu harus statis seketika. Harus diam tak menghambur. Harapan itu seperti menemui ketersesatan. Mungkin salah dalam menafsir peta, atau memang jalanmu kali ini memang lebih panjang dan terjal, Juni J

Ada banyak impian yang ingin kau akhiri dan kau mulai seketika. Pintu yang ingin kau tutup dan nantinya kau membuka pintu selanjutnya, pintu yang baru. Lorong yang baru. Tapi ternyata membuka dan menutup pintu itu tidak semudah seperti membuka bungkus permen coklat.

Juni, kali ini kamu menangis lebih kencang,berteriak lebih lantang, berlari lebih laju, dan terengah lebih berat. Sudah hampir habis mungkin energimu kali ini, Juni. Tapi masih saja kau berharap dan percaya bahwa energimu masih lah banyak tak terhingga, hingga nanti kau sampai di garis estafet dan menyerahkan segalanya kepada Juli.

Semuanya mungkin belum mencapai titik signifikansi yang baik kali ini, Juni. Tapi nanti, ada kalanya ia akan menjadi sempurna dan normal. Tak perlu lah kau berkecil hati. Semuanya sudah beralur. Tak perlu lagi kau ganggu alur itu. Alur itu akan menuju pada suatu muara yang lebih indah dari apa yang kau bayangkan. Semuanya adalah masa depan, Juni.

Semuanya bukan menunjukkan kau lemah, Juni. Tapi mengajarimu untuk menjadi lebih kuat lagi. Masih kah ada keyakinan itu, Juni? Keyakinan untuk suatu muara yang indah. Suatu titik yang bersignifikansi sempurna. Hanya keyakinan, Juni, yang dapat membawamu kepada Juli. Yang mampu menghantarmu menyerahkan tongkat estafet kepada Juli.

Juni, ini bukan akhir. Ini hanya suatu proses pengujian. Segala instrumen yang kau miliki, segala perangkat yang kau miliki. Sudah tak berlaku bukan semua angkuhmu yang dulu masih kau sesap. Berlapang fikiran lah, Juni. Ini sudah waktumu, untuk mengatakan bahagia pada keterpurukan, menyatakan kebersyukuran atas kebelum mampuan atas harapan. J
Selamat berproses, Juni. Semoga aku dapat melihatmu tahun depan dengan lebih dewasa J

0 komentar:

Post a Comment