9:19 PM -
No comments
No comments
Hello, June. How are you ?
Hallo Juni, apa kabarmu? Setahun yang lalu kalau
tidak salah ingat kamu begitu bahagia. Aku masih ingat bagaimana semuanya
terasa begitu ringan dan mengalir. Tanpa beban dan tak banyak liku yang harus
dilewati. Lalu kali ini, kamu sangat berbeda.
Aku dapat melihat gurat – gurat cemas dan nyaris
putus ada. Warna – warna gelap yang nyaris tak tertembus cahaya. Aku tahu ada
harapan begitu besar padamu kali ini, Juni. Tapi harapan itu harus statis
seketika. Harus diam tak menghambur. Harapan itu seperti menemui ketersesatan. Mungkin
salah dalam menafsir peta, atau memang jalanmu kali ini memang lebih panjang
dan terjal, Juni J
Ada banyak impian yang ingin kau akhiri dan kau mulai
seketika. Pintu yang ingin kau tutup dan nantinya kau membuka pintu
selanjutnya, pintu yang baru. Lorong yang baru. Tapi ternyata membuka dan
menutup pintu itu tidak semudah seperti membuka bungkus permen coklat.
Juni, kali ini kamu menangis lebih kencang,berteriak
lebih lantang, berlari lebih laju, dan terengah lebih berat. Sudah hampir habis
mungkin energimu kali ini, Juni. Tapi masih saja kau berharap dan percaya bahwa
energimu masih lah banyak tak terhingga, hingga nanti kau sampai di garis
estafet dan menyerahkan segalanya kepada Juli.
Semuanya mungkin belum mencapai titik signifikansi
yang baik kali ini, Juni. Tapi nanti, ada kalanya ia akan menjadi sempurna dan
normal. Tak perlu lah kau berkecil hati. Semuanya sudah beralur. Tak perlu lagi
kau ganggu alur itu. Alur itu akan menuju pada suatu muara yang lebih indah
dari apa yang kau bayangkan. Semuanya adalah masa depan, Juni.
Semuanya bukan menunjukkan kau lemah, Juni. Tapi mengajarimu
untuk menjadi lebih kuat lagi. Masih kah ada keyakinan itu, Juni? Keyakinan untuk
suatu muara yang indah. Suatu titik yang bersignifikansi sempurna. Hanya keyakinan,
Juni, yang dapat membawamu kepada Juli. Yang mampu menghantarmu menyerahkan tongkat
estafet kepada Juli.
Juni, ini bukan akhir. Ini hanya suatu proses
pengujian. Segala instrumen yang kau miliki, segala perangkat yang kau miliki. Sudah
tak berlaku bukan semua angkuhmu yang dulu masih kau sesap. Berlapang fikiran
lah, Juni. Ini sudah waktumu, untuk mengatakan bahagia pada keterpurukan,
menyatakan kebersyukuran atas kebelum mampuan atas harapan. J
Selamat berproses, Juni. Semoga aku dapat melihatmu
tahun depan dengan lebih dewasa J
0 komentar:
Post a Comment