11:18 PM -
No comments
No comments
Kepada Anda
Kepada Anda,
Masih ada jejak – jejak anda yang tertinggal. Tertutup
debu dan pasir yang dibawa angin dari pantai. Masih ada sekelebat bayangan yang
seketika melintas. Seperti angin yang berhembus di hadapan wajah saya. Anda. Ya.
Anda. Yang dulu ada dan kini masih ada. Dulu dan kini anda ada, hanya berbeda
tempat untuk berpijak. Seperti juga saya. Saya yang dulu dan kini masih tetap
ada, hanya berbeda bidang untuk menyerah. Menyerahkan segala kelemahan dan
kekuatan.
Masih ingat kah anda dengan pertanyaan saya akan
lima tahun kemudian? Saya, anda, dan mereka. Mereka yang dulu kita tak pernah
tahu. Mereka yang kala itu masih memijakkan langkahnya pada bidang yang lain. Mereka
yang pada akhirnya perlahan menuju kepada anda dan saya. Kita dengan masing –
masing ‘mereka’.
Lalu anda dan saya tertelan waktu. Saling meniadakan
sejenak. Anda dan saya merelakan waktu untuk menang atas kita. Membiarkan siang
yang terik kembali angkuh, bahkan malam, sore, dan pagi turut menjadi angkuh. Anda
dan saya tak pernah merasa berkeberatan bukan? Karena kita merangkai langkah
menuju suatu tempat yang dulu pernah kita sebut dengan impian. Impian itu tak
terdefinisi kan secara jelas. Impian itu yang hanya ingin kita tuju. Impian itu
masa depan. Dengan atau tanpa saya dan anda.
Masih kah anda ingat sudut ruangan dimana semua
impian itu mengalir perlahan. Bagaimana impian itu tersusun rangkanya secara
perlahan? Sudut ruangan yang kini telah lekang. Mungkin suatu sore nanti anda
dan saya akan bertemu di sudut ruangan yang lain, dengan langkah yang telah
sampai kepada impian.
Saya
0 komentar:
Post a Comment