9:13 PM -
No comments
No comments
Aku, Dia, dan Mereka
Segaris pandangku masih menuju ke arah depan. Menuju ke arah pantulan cahaya yang menggambarkan
diriku seakan nyata. Aku ada, maka ia ada. Aku pergi maka ia sirna. Aku adalah
dia dan dia adalah aku. Semua terasa sama dan seirama, namun tak bisa saling
menyentuh. Ia bukan masa lalu atau pun masa depan. Meskipun ia juga membawa
masa lalu dan berusaha menggapai masa depan. Aku berbisik ia pun berbisik. Aku menangis
ia pun menangis. Aku menyipitkan mata, ia pun menyipitkan mata. Sama bukan. Mengapa
mereka terus memperebutkan aku? Jika aku ada dua. Bukan kah mereka dapat
mendapatkan satu dari masing – masing kami ?
![]() |
| pic by www.erikatzain.wordpress.com |
Sejenak aku tersenyum melihatnya. Aku berniat membiarkan salah satu
dari mereka mendapatkan aku dan lainnya mendapatkan ia. Tapi kemudian aku
terhenyak. “Aku bukan untuk salah satu dari mereka,” ucapnya. “Aku hanyalah
untukmu. Hanyalah akan bersamamu. Sampai dunia menghentikan waktunya atas kamu”.

0 komentar:
Post a Comment