Monday, August 15, 2011

1:31 AM - No comments

:(

Ambil saja belatinya

Belati di atas meja bundar itu

Sudah cukup aku lelah terus menangis

Tawa seakan berlari dari hidupku sekerjap tadi

Bahkan, kalau kini kau ingin berlari akan ku biarkan saja

Entah apa ini namanya

Marah?

Sesal?

Marah yang berujung sesal?

Atau..

Sesal yang berujung marah?

Sudah tak lagi mampu otakku memilahnya

Jika hati ini tiang, maka retak pun di pangkalnya

Hey, dapat kau lihat itu retaknya?

Ya, karena hanya kau yang dapat melihatnya

Sentuh lah sekejap saja retakan itu

Terasa bukan rembesan air yang semakin lama semakin basah

Sudah tidak perlu difikirkan

Karena nyatanya aku sendiri masih belum yakin

Hunus saja belati di tanganmu itu

Biar semua selesai

Entah seperti apa nantinya

……..

0 komentar:

Post a Comment