Friday, November 8, 2013

8:23 PM - No comments

Pulang #2


Ketika “pulang” sudah menyeruak maka, tak ada hal lain lagi yang dapat menghentikannya. Ia akan terus melaju sekencang ia mampu bahkan, mungkin lebih. Pulang. Sudah mengajak rindu untuk berkomplot dengannya. Untuk saling bergandeng tangan dengan eratnya. Menyatukan kekuatan dan kemampuan. Mereka terus bersekongkol untuk menjadi pemenang, hingga yang lain mengalah, kalah.

Lihat saja, begitu banyak wajah lelah yang kemudian sumringah ketika melihat rentangan jalan yang akan mereka tapaki. Yang akan dinikmati. Berapa pun waktuh yang dibutuhkan. Seberapa pun tenaga yang dihamburkan. Tak ada yang pernah akan menyesal, jika ditanyakan kepada hati yang paling dalam dan paling kecil.

Lalu pulang akan menggiring kepada “rumah”. Rumah, sejatinya tempat semua akan pulang. Tempat ternyaman. Paling teduh. Paling dirindukan. Rumah, tak ada yang akan mampu menyainginya. Se-lebih-besar apapun dan se-lebih-megah apa pun. Rumah tetap lah tempat yang paling ingin dituju.

Pulang selalu terdengar dan bergema di mana pun telinga dapat mencakup pendengarannya. Karena pulang tak hanya sekedar kembali. Pulang adalah tujuan. Tujuan dari segala perjalanan. Tujuan dari segala usaha. Pulang kepada Tuhan. Pulang ke kampung halaman. Semuanya adalah kerinduan. Kerinduan akan rumah. Pada list paling akhir pasti lah ada “pulang”. Karena memang ia adalah tujuan. Pulang adalah setidaknya hal paling akhir yang ingin atau akan dilakukan.

Berkelana lah maka, kau akan merindu. Merindu lah maka, pulang akan menuntunmu. Menuntunmu untuk kembali ke rumah. Tempat paling indah. Dimana hanya hati yang perlu melirih dan bibir hanya perlu tersenyum. Bagaimana air mata adalah bahagia.

Maka, aku akan pulang…

Untuk yang kesekian kali hingga nantinya terakhir kali


"Pulang lah,nak …"



~dalam perjalanan 311 km~

November 8th, 2013

0 komentar:

Post a Comment