8:23 PM -
No comments
No comments
Pulang #2
Ketika “pulang” sudah menyeruak maka, tak ada hal
lain lagi yang dapat menghentikannya. Ia akan terus melaju sekencang ia mampu
bahkan, mungkin lebih. Pulang. Sudah mengajak rindu untuk berkomplot dengannya.
Untuk saling bergandeng tangan dengan eratnya. Menyatukan kekuatan dan
kemampuan. Mereka terus bersekongkol untuk menjadi pemenang, hingga yang lain
mengalah, kalah.
Lihat saja, begitu banyak wajah lelah yang kemudian sumringah ketika melihat rentangan jalan
yang akan mereka tapaki. Yang akan dinikmati. Berapa pun waktuh yang dibutuhkan. Seberapa pun tenaga yang
dihamburkan. Tak ada yang pernah akan menyesal, jika ditanyakan kepada hati
yang paling dalam dan paling kecil.
Lalu pulang akan menggiring kepada “rumah”. Rumah,
sejatinya tempat semua akan pulang. Tempat ternyaman. Paling teduh. Paling dirindukan.
Rumah, tak ada yang akan mampu menyainginya. Se-lebih-besar apapun dan
se-lebih-megah apa pun. Rumah tetap lah tempat yang paling ingin dituju.
Pulang selalu terdengar dan bergema di mana pun
telinga dapat mencakup pendengarannya. Karena pulang tak hanya sekedar kembali.
Pulang adalah tujuan. Tujuan dari segala perjalanan. Tujuan dari segala usaha. Pulang
kepada Tuhan. Pulang ke kampung halaman. Semuanya adalah kerinduan. Kerinduan akan
rumah. Pada list paling akhir pasti
lah ada “pulang”. Karena memang ia adalah tujuan. Pulang adalah setidaknya hal
paling akhir yang ingin atau akan dilakukan.
Berkelana lah maka, kau akan merindu. Merindu lah
maka, pulang akan menuntunmu. Menuntunmu untuk kembali ke rumah. Tempat paling
indah. Dimana hanya hati yang perlu melirih dan bibir hanya perlu tersenyum. Bagaimana
air mata adalah bahagia.
Maka, aku akan pulang…
Untuk yang kesekian kali hingga nantinya terakhir
kali
"Pulang lah,nak …"
~dalam
perjalanan 311 km~
November
8th, 2013

0 komentar:
Post a Comment