9:53 PM -
No comments
No comments
Singgah
Karena langkah tak pernah berakhir. Sekalipun
menemukan tempatnya pulang. Langkah akan terus bergerak,. Seiring irama nadi
yang tak pernah berhenti saat seiring dengan nafas yang masih ada. Langkah hanya
akan berhenti saat nafas sudah habis. Nanti. Saat takdirmu sudah menentukan
titik terakhirnya. Hidup memang tak sesederhana lahir, berkembang, tertawa,
menangis, hampa, sakit, lalu kemudian mati. Hidup lebih dari itu. Lebih dari
kata – kata yang menggambarkan hidup itu sendiri. Karena hidup seharusnya
memang dijalani tanpa perlu khawatir, jika sudah memegang kasih Tuhan.
Aku masih di sini. Duduk di antara
kebisingan kota besar. Kota yang mengajarkanku hal baru. Kota yang
memperlihatkanku sisi lain kehidupan. Bagaimana hidup tak setenang biasanya di
kota damai sana. Aku baru mengerti hidup begitu keras dan liar. Seperti bermain
tanpa aturan. Di sini aku masih termangu, mungkin aku sudah mulai terbiasa
dengan “hidup” yang ada di sini. Dengan kesendirian yang mengajarkanku
bagaimana menghargai “pulang”.
Di sini aku mengenal bagaimana
berteman. Bagaimana hidup sendiri tanpa keluarga. Bagaimana ketulusan bekerja
dengan caranya sendiri untuk menemukan kesejatiannya. Bagaimana semua hubungan
mengalami proses evolusinya dan revolusinya sendiri. Bagaimana jarak 311 km
begitu dahsyat mempengaruhi emosi. Aku dengan kerinduan yang tak pernah ada
habisnya.
Di sini, malam perlahan mulai larut. Mulai
memanggil bintang untuk berpesta lebih gemerlap lagi. Mulai menyenandungkan
lagu – lagu sepi. Malam selalu saja tak pernah sendiri. Aku menatapnya tanpa
arti. Hanya fikiranku yang berjalan ke masa lalu. Menapaki jalur – jalur yang
langkahku telah lalui. Tersenyum pada segala jenis kenangan. Manis mau pun
pahit. Tertawa pada setiap kejadian. Menyenangkan atau pun menyayat hati. Semuanya
terasa begitu dekat. Seolah baru saja kemarin terjadi. Semuanya ternyata begitu
singkat. Seolah semua kejenuhan kemarin hanya sebuah canda yang tak ada artinya.
Singgah. Hanya itu yang ada di
kepalaku. Aku singgah ke tempat yang tak pernah ku fikirkan sebelumnya. Aku terdampar
pada tepian yang tak pernah ada dalam orbitku.
Tuhan. Terimakasih untuk tempat
singgah yang telah kau berikan kepadaku. Terimakasih atas manusia – manusia dan
segala hal yang menemaniku selama terdampar di sini. Aku bukan lah sedang
tersesat. Aku hanya singgah J
~ Surabaya, November 2nd, 2013 ~
0 komentar:
Post a Comment