4:16 PM -
tell you about
No comments
tell you about
No comments
Jalan Sudirman
Seharian aku penat menunggu orang di kampus untuk ku wawancarai, eh, ternyata orang yang ditunggu tak kunjung datang. Tengah hari bolong, akhirnya aku memutuskan untuk langsung pulang saja ke rumah. Dalam perjalanan pulang ke rumah otakku menginstruksikan ragaku untuk mampir sebentar ke bakery favoritku di Jalanan Sudirman. Holland Bakery.
Sedikit bercerita tentang Jalan Sudirman. Jalanan itu lah yang menjadi salah satu jalanan favoritku, setelah Jalan Malioboro dan Jalan Solo. Kenapa? Di jalanan itu lah aku merasa bahagia. Aku merasa begitu bersahabat dengan hujan. Aku merasa mempunyai mimpi dan cinta. Sebenarnya bukan mimpi dan "cinta" yang terlalu bagaimana. Hanya sebuah kekaguman tepatnya. Kekaguman akan kesempurnaan. Ada tiga tempat yang paling aku suka di Jalan Sudirman. Gramedia Book Store, ELTI, dan Holland Bakery. Yapzz. Berkali - kali aku tak pernah bosan ke tempat - tempat tersebut. Di Gramedia Book Store aku dapat membuka hati dan fikiranku, mencoba mengenal. Di ELTI, aku dapat banyak belajar, belajar mengenal orang lain, belajar memahami bahasa orang lain, belajar dengan perbedaan. Di Holland Bakery, aku dapat mengisi perutku kala lelah membaja dan belajar.
Sebenarnya lebih dari hal - hal di atas alasan mengapa aku begitu menyukai ketiga tempat tersebut. KENANGAN. Dia lah yang paling berpengaruh atas alasanku. Kenangan yang hanya tak lebih dari satu tahun. Mengenal sosok yang bagiku sempurna. Mengenal sosok yang sampai saat ini tak lagi dapat kutemukan. Atau memang belum ditakdirkan bertemu. Cukup untuk memenuhi kosakata saja lah sosok itu. Hanya seutas senyum, segerombolan bahak tawa, sebuah wajah polos sebangun tidur, sepasang sandal jepit Swallow warna hijau, dan secarik kertas penuh coretan. Tak perlu lagi disebut dia yang sebenarnya. Cukup aku, Tuhan, dan orang yang sudah tahu saja yang mengerti. Aku hanya dapat mengatakan, "Keberuntunganku adalah saat mengenalnya". Hujan. Ya. Lagi - lagi suasana dingin itu menambah inahnya suatu kenangan yang belum juga lekang di otakku ini. Hujan dan hanya berdua. Bukan untuk hal yang aneh - aneh. Hujan dan bercerita. Hujan dan belajar bersama. Hujan dan berbagi impian masa depan. Impian. Ya. Aku dan dia punya impian. Tak sama memang. Tapi indah bagi kami. Tuhan yang mengakhiri nantinya. Dan kami akan berpasrah pada-Nya.
Sekedar melihat - lihat buku di Gramedia, menghilangkan penat saat ia datang begitu tak sopan. Lalu sejenak menyusup ke dalam ELTI, sekedar berteduh atau mencari segelas air minum, atau bahkan untuk parkir gratis. Di akhiri dengan sebuah mochachino muffin, sepotong cheese roll, atau mexcicano grill, dengan secup es capuccino atau lemon tea. Atau bisa juga memesan setangkup prosperity. Memilih untuk duduk di bawah payung atau naik ke atas balkon dan melihat kendaraan berlalu lalang serta aktivitas di parkiran gedung sebelah. Sambil menunggu hujan reda atau memang menenangkan perut yang sudah tak dapat diajak kompromi.
Tapi siang kali ini aku memilih witbread gandum, cheese crois, mocachino muffin, cheese danish, dan Rum Fruit Flower untuk di bawa pulang. Menyesap sejenak suasana Jalanan Sudirman dengan penuh kerinduan. Ya. Kerinduan. Sekali pun aku sudah tak lagi berdoa akan menemukannya lagi. Kenangan itu akhirnya berlalu seiring menghijaunya lampu lalu lintas. Tak peduli nantinya akan datang kembali.
Pahitnya, bahagianya, harunya, dan segalanya tentang masa lalu di Jalan Sudirman bukan lah hal yang menyakitkan bagiku. Dia tetap lah Dia. Dengan hidupnya sekarang. Kenangan tak akan mengganti namanya. Kenangan tetap ada dan tak akan berpindah. Ia menempati kronologi waktu yang telah lewat. Aku, sudah sampai pada titik dimana saat ini aku menghela nafas. Waktu dimana aku memiliki hidupku. Aku sudah berjalan ke titik yang Tuhan kehendaki. Aku hidup sepaket dengan masa laluku. Dan aku tak ingin membuang KENANGAN. Aku sudah menerima KENANGAN. Aku sudah mengikhlaskan KENANGAN (semoga).
0 komentar:
Post a Comment