tell you about
No comments
Tuhan yang disebut dengan berbagai nama, Disembah dengan berbagai cara
Kita hidup di dunia tidak hanya dengan satu hal. Kita hidup di dunia berdampingan dengan banyak hal yang berbeda. Kita tidak bisa membiarkan ego kita sendiri, kita hidup dengan ego orang lain yang jelas ingin dituruti. Lalu bagaimana? MENGHORMATI. Itu lah kuncinya. Saling menghormati pasti lah sering kita dengar sedari kita duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Beda suku, agama, bahasa, dan sifat adalah mutlak. Tuhan menciptakan dunia ini dengan All Varians. Bukan hanya satu macam. Tuhan tidak pernah bermaksud jahat. Ia hanya ingin memberi keindahan pada umat-Nya. Yakin. Tuhan itu baik. Tuhan itu sutradara paling sempurna. Ia juga seorang arsitek yang paling jenius.
Lalu mengapa banyak peperangan karena segala perbedaan tersebut?
Cobaan (mungkin). Tapi pasti ada hal yang lebih dari itu. Analogikan saja seperti saat kita akan naik kelas. Kita pasti lah harus melalui ujian terlebih dulu. Baru lah kita dapat menempati kelas yang lebih tinggi tingkatanya. Simple, bukan! Ya. Sebagian dari kita pasti akan bergumam, "Berkata sangat lah mudah!". Ya. Benar. Berkata adalah sangat mudah. Tapi melakukan dengan keyakinan akan menjadi lebih mudah lagi.
Tuhan disebut dengan banyak nama dan disembah dengan banyak cara?
Saya bukan bermaksud sok tahu. Saya baru mengenal Tuhan selama 19 tahun hidup saya. Saya mengenal Tuhan toh, juga baru sekelumit. Padahal Tuhan sudah mengenal saya secara utuh dan detail. Sedari saya kecil, saya hidup dalam keluarga yang memiliki perbedaan agama. Orang tua dari ayah saya kebetulan bukan seorang muslim. Singkatnya, saya sudah terbiasa hidup dengan perbedaan cara sebut dan cara sembah Tuhan. Saya ke masjid dan kakek saya ke gereja. Tidak hanya itu. Keluarga Ayah saya kebetulan juga penganut "Kejawen" (red. suatu kepercayaan spiritual orang jawa). Sedari kecil Kakek saya memang mencoba menularkan kepercayaan itu kepada saya. Tapi kembali lagi pada kepercayaan individu. Saya hanya percaya kepada Allah. Dan kapasitas saya sampai saat ini adalah menghormati. Saya menghormati keluarga saya saat mereka melakukan ritual dan saya tidak pernah ingin menganggu. Karena saya juga tidak pernah ingin diganggu. Secara universal, menyebut dan menyembah Tuhan dengan cara yang berbeda tidak dapat dibenarkan ataupun disalahkan. Karena semua itu kembali lagi kepada iman (kepercayaan, keyakinan). Tidak juga dapat dikatakan baik ataupun buruk.
Lalu bagaimana dalam Islam (agama yang saya anut)? Sepengetahuan saya, agama saya tidak pernah ingin memusuhi agama atau kepercayaan lain. Kami memang meng-Esa-kan Tuhan, yang kami sebut Allah SWT dan kami sembah dengan sholat. Tapi kami menghargai agama dan kepercayaan orang lain. "Bagiku agamaku, bagimu agamamu". Islam bukan agama bar-bar. Islam adalah agama damai. Semua agama adalah damai. Jika muslim yang berperang, itu disebabkan mereka lebih dulu didzalimi. Mereka hanya membela diri. Bukan kah suatu reaksi normal, seorang manusia membela dirinya jika didzalimi oleh orang lain. Saya rasa semua agama juga akan melakukan hal yang sama.
Bagaimana dengan NATAL dalam islam?
Natal dalam kepercayaan Kristiani adalah kelahiran Isa Almasih yang lalu disebut Yesus Kristus. Islam sebenarnya juga mengakui kelahiran seorang Rasul yang bernama Isa A.S., yang lahir hanya dari seorang ibu, tanpa bapak, dan hal tersebut merupakan suatu mukjizat Allah. Tapi mengapa Islam tidak merayakan Natal? Islam menghargai Natal, tapi dalam islam Nabi Isa A.S adalah seorang Rasul. Beliau bukan lah Tuhan, seperti yang disebut oleh kaum Nasrani. Maka dari itu, ada ulama yang tidak memperbolehkan memberikan ucapan "Selamat Natal". Jujur, sampai saya SD saya selalu memberikan ucapan "Selamat Natal" pada orang-orang dekat saya yang merayakan. Tapi, setelah saya mendengar kabar tersebut, kepercayaan saya berubah. Saya tak lagi mengucapkan "Selamat Natal". Tapi rasa hormat saya akan "Natal" tidak berubah. Saya tetap menghargai orang-orang yang merayakan Natal.
Bagaimana sebenarnya Tuhan ingin disembah? Itu adalah pertanyaan yang muncul difikiran saya setelah saya menonton film "cin(T)a". Saya pribadi meyakini Tuhan hanya lah satu. Tuhan Yang MahaEsa. Lalu mengapa ada lebih dari satu agama? Mereka menyebut Tuhan dengan berbeda dan menyembah-Nya dengan berbeda pula. Sepertinya saya tidak akan pernah mendapatkan jawaban itu. Mungkin itu lah misteri Tuhan yang tidak akan dibagi-Nya pada manusia. Tuhan menyukai perbedaan, terlihat bukan dari perbedaan yang diciptakan-Nya. "Tidak ada yang sempurna di dunia kecuali Tuhan dan perbedaan". Mungkin di sini lah iman dan kepercayaan saya diuji. Iman dan kepercayaan saya tentang bagaimana menyebut dan menyembah Tuhan saya. Memeluk, meyakini dan mengimani Islam dan Allah adalah pilihan hidup saya. Menghormati agama dan kepercayaan lain adalah pilihan saya juga. Karena saya percaya, Tuhan saya baik. Tuhan saya tidak ingin saya menjadi orang yang membenci. Tuhan saya tidak suka saya bermusuhan dengan sesama manusia.
Jika dari anda pernah menonton film "cin(T)a", difilm itu lah esensi Tuhan dicoba dijelaskan. Bagaimana memaknai Tuhan yang disebut dan disembah dengan berbeda-beda.
0 komentar:
Post a Comment