Ia
masih saja muncul satu per satu
Berurutan,
berirama, sesuai ritmenya
Ia
masih saja menawan tak terelak
Aku
pun masih tersenyum menyaksikannya
Perlahan
tapi pasti,
Semuanya
seperti lagu yang sedang diputar di radio
Runtut
sesuai daftarnya
Aku
masih menyesap aromanya di sekeliling tubuhku
Aku
masih terpukau oleh kehadirannya, tak kunjung habis
Jiwaku
masih saja merasa tenang ketika ia semakin menderasi tubuhku
Semakin
aku bahagia, semakin aku menari bersamanya
Tarian
kami tak berencana, tapi berirama,
sesuai detak kami masing – masing yang setara
Belaian
– belaiannya yang lembut membuatku tak pernah merasa kedinginan saat menari
dengannya
Aku
tidak takut sakit atau pun lelah
Aku
hanya tahu bahagia, tertawa dan menari bersamanya
Sesekali
aku bernyanyi untuknya,
Melantunkan
tembang yang membuatnya semakin tertawa
Kami,
Berbaur
dalam dera dan deru
Kini
aku hanya dapat menatapnya pada dimensi waktu lalu
Ia
masih dengan diriku yang menari
Seperti
melihat rekaman video yang tak hentinya ku putar
Itu
waktu yang lalu
Kini
?
Aku
hanya terpaku mencoba menggapai – gapai aromanya yang masih tertinggal
Terpisah
oleh jarak, waktu, dan dimensi
Aku
sendiri di sini, kering
Entah
ia dimana
Mungkin
sedang bersembunyi
Atau
bergelung dalam kenyamanan dunianya
Mungkin
juga ia tengah berlatih untuk membelai dan menari bersamaku lagi
Aku
rindu aromanya,
Aku
rindu belaiannya
Aku
rindu menari bersamanya dan bernyanyi untuknya
Aku
rindu dengan segala dera dan deru
Seperti
janjinya, ia akan datang lagi nanti,
Jika
masanya sudah tiba untuk kami menari dan bernyanyi lagi
Seperti
janjinya di waktu – waktu lalu,
Sembari
menjalani waktu aku hanya menunggunya,
Menunggu
bertemu lagi
Denganmu...
H
U
J
A
N
di kota tua
J
~ Surabaya, November 4th 2013 ~